[9]
~Hari itu berlalu
tertiup jam yang diganti menit
dan menit pergi tak kembali
Meninggalkan sesal dan detik
terakhir
yang tak mampu mengusir galau
Jangan tanya mengapa
Karena detik
hanya detak jantung
yang tak kembali
Tak satupun ada yang ingin
tertutup kabut
namun jika angin salah
sampaikan salam
apakah berarti harus berlalu
dalam diam?
aku hanya ingin menyapa cinta
pada bayangan yang semakin
maya.
Sungguh…
aku tak ingin kehilangan mentari
lagi…
Maka kiranya diri-Mu ya Allah
mencukupkan aku dengan
segala ketentuan-Mu
Sungguh, segala rasa yang ada
hanyalah milik-Mu
“La haula walaa quwwata
illa billaahil ’aliyyul ‘azhim”~
(Hendra Veejay)