Tidak setiap kita berhak
dicintai
karena syarat dicintai adalah
akhlak dan keutamaan
namun ambil bagianmu
sebagai pecinta dan
nikmatillah
Jika dirimu tidak menjadi
yang dicintai
maka jadilah yang mencintai
Puasa Membakar Hijab
Rasa manis yang tersembunyi,
Ditemukan di dalam perut yang
kosong ini!
Ketika perut kecapi telah terisi,
ia tidak dapat berdendang,
Baik dengan nada rendah
ataupun tinggi.
Jika otak dan perutmu terbakar
karena puasa,
Api mereka akan terus
mengeluarkan ratapan dari
dalam dadamu.
Melalui api itu, setiap waktu kau
akan membakar seratus hijab.
Dan kau akan mendaki seribu
derajat di atas jalan serta dalam
hasratmu.
Disebabkan Ridha-Nya
Jika saja bukan karena
keridhaan-Mu,
Apa yang dapat dilakukan oleh
manusia yang seperti debu ini
dengan Cinta-Mu?
Letak Kebenaran
Kebenaran sepenuhnya
bersemayam di dalam hakekat,
Tapi orang dungu mencarinya di
dalam kenampakan.
Rahasia yang Tak Terungkap
Apapun yang kau dengar dan
katakan (tentang Cinta),
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta adalah
sebuah
rahasia yang tak terungkapkan.
Pernyataan Cinta
Bila tak kunyatakan keindahan-
Mu dalam kata,
Kusimpan kasih-Mu dalam dada.
Bila kucium harum mawar tanpa
cinta-Mu,
Segera saja bagai duri bakarlah
aku.
Meskipun aku diam tenang bagai
ikan,
Tapi aku gelisah pula bagai
ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat
bibirku,
Tariklah misaiku ke dekat-Mu.
Apakah maksud-Mu?
Mana kutahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap
dalam iringan ini selalu.
Kukunyah lagi mamahan
kepedihan mengenangmu,
Bagai unta memahah biak
makanannya,
Dan bagai unta yang geram
mulutku berbusa.
Meskipun aku tinggal
tersembunyi dan tidak bicara,
Di hadirat Kasih aku jelas dan
nyata.
Aku bagai benih di bawah tanah,
Aku menanti tanda musim semi.
Hingga tanpa nafasku sendiri
aku dapat bernafas wangi,
Dan tanpa kepalaku sendiri aku
dapat membelai kepala lagi.
Hati Bersih Melihat Tuhan
Setiap orang melihat Yang Tak
Terlihat
dalam persemayaman hatinya.
Dan penglihatan itu bergantung
pada seberapakah
ia menggosok hati tersebut.
Bagi siapa yang menggosoknya
hingga kilap,
maka bentuk-bentuk Yang Tak
Terlihat
semakin nyata baginya.
Kesucian Hati
Di manapun, jalan untuk
mencapai kesucian hati
ialah melalui kerendahan hati.
Maka dia akan sampai pada
jawaban “Ya” dalam pertanyaan
Bukankah Aku Tuhanmu?
Memahami Makna
Seperti bentuk dalam sebuah
cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan
menyembunyikan sifat-sifat-
Nya.
Tatkala Tuhan tertawa, maka
akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah,
maka gelisahlah aku.
Maka katakana tentang Diri-Mu,
ya Tuhan.
Agar segala makna terpahami,
sebab mutiara-mutiara
makna yang telah aku
rentangkan di atas kalung
pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu.
Tuhan Hadir dalam Tiap Gerak
Tuhan berada dimana-mana.
Ia juga hadir dalam tiap gerak.
Namun Tuhan tidak bisa
ditunjuk dengan ini dan itu.
Sebab wajah-Nya terpantul
dalam keseluruhan ruang.
Walaupun sebenarnya Tuhan itu
mengatasi ruang.
Lihatlah yang Terdalam
Jangan kau seperti iblis,
Hanya melihat air dan lumpur
ketika memandang Adam.
Lihatlah di balik lumpur,
Beratus-ratus ribu taman yang
indah!
Keterasingan di Dunia
Mengapa hati begitu terasing
dalam dua dunia?
Itu disebabkan Tuhan Yang
Tanpa Ruang,
Kita lemparkan menjadi terbatasi
ruang.
Ia berkata, “Siapa itu berada di
pintu?”
Aku berkata, “Hamba sahaya
Paduka.”
Ia berkata, “Kenapa kau ke
mari?”
Aku berkata, “Untuk
menyampaikan hormat padamu,
Gusti. ”
Ia berkata, “Berapa lama kau
bisa bertahan?”
Aku berkata, “Sampai ada
panggilan.”
Aku pun menyatakan cinta, aku
mengambil sumpah
Bahwa demi cinta aku telah
kehilangan kekuasaan.
Ia berkata, “Hakim menuntut
saksi kalau ada pernyataan.”
Aku berkata, “Air mata adalah
saksiku, pucatnya wajahku
adalah buktiku. ”
Ia berkata, “Saksi tidak sah,
matamu juling.”
Aku berkata, “Karena wibawa
keadilanMu mataku terbebas
dari dosa. ”
Syair religius di atas adalah
cuplikan dari salah satu puisi
karya penyair sufi terbesar dari
Persia, Jalaluddin Rumi.
Kebesaran Rumi terletak pada
kedalaman ilmu dan kemampuan
mengungkapkan perasaannya
ke dalam bahasa yang indah.
Karena kedalaman ilmunya itu,
puisi-puisi Rumi juga dikenal
mempunyai kedalaman makna.
Dua hal itulah –kedalaman
makna dan keindahan bahasa–
yang menyebabkan puisi-puisi
Rumi sulit tertandingi oleh
penyair sufi sebelum maupun
sesudahnya.
***